February 19, 2025

Mahasiswa Aceh Kutuk Keras Pelaku Penganiayaan Terhadap Perawat di Palembang

GERBANG MEDIA NASIONAl

LAPORAN JURNALIS: OEN

 

BANDA ACEH
Media sosial dihebohkan dengan kasus penganiayaan yang menimpa inisial CRS, yaitu seorang perempuan yang merupakan perawat Rumah Sakit di Palembang.

CRS dikabarkan mengalami luka lebam di bagian wajah, lantaran dipukul oleh JT, yaitu ayah seorang pasien di rumah sakit tersebut. Tragedi ini terjadi pada Kamis (15/04/2021).

Seperti diinfokan oleh Kompas, Awalnya, JT sedang mencari anaknya yang sedang dirawat di Rumah Sakit Siloam Sriwijaya Palembang, Sumatera Selatan. Ketika tiba-tiba menjemput, JT mendapati tangan anaknya yang berdarah setelah jarum infus dicabut oleh perawat CRS. Melihat hal itu, JT lalu memanggil korban untuk menemuinya di ruang perawatan.

CRS kemudian datang ke ruang perawatan bersama beberapa rekannya yang lain. Belum sempat menjelaskan kejadian tersebut, JT yang marah langsung menampar wajah korban. Tak hanya itu, CRS membantu untuk bersujud dan memohon maaf. Namun, lagi-lagi korban ditendang oleh pelaku di bagian perut hingga akhirnya oleh perawat yang lain.

Menanggapi kasus tersebut, mahasiswa Universitas Islam Negeri (UIN) Ar-Raniry Aceh, Sulthan Alfaraby mengutuk keras aksi oknum pelaku tersebut. Beliau meminta kepada pihak penegak hukum agar mengusut tuntas kasus ini agar pelaku dapat diadili sesuai aturan yang berlaku, Sabtu (17/04/2021).

“Tentu kita mengutuk keras apapun bentuk tindakan kekerasan, apalagi menyangkut martabat seorang perawat yang menjadi garda terdepan di masa pandemi. Saya juga anak seorang perawat, belasan tahun saya tidur bersama para perawat di rumah sakit sejak bayi. Oleh sebab itu, saya tahu betul lelahnya dan besar risiko menjadi perawat. Harus kita hargai perjuangan mereka,” tandas aktivis mahasiswa ini

Sulthan Alfaraby juga menambahkan bahwa kesalahpahaman antara pasien dan perawat adalah hal yang biasa terjadi. Namun, emosi harus dikesampingkan dan menggunakan cara-cara yang manusiawi.

Biasanya hal ini adalah akibat kesalahpahaman, yang terkadang timbul kepanikan pada keluarga pasien, apalagi kondisi keluarga yang sedang dirawat. Atau juga disebabkan karena keluarga pasien tidak begitu paham tentang keperawatan. Apapun alasannya, emosi harus dikesampingkan, utamakan cara-cara yang berkemanusiaan, bukan malah tangan utama. Kelak ketika kita sakit, maka perawatlah yang merawat, maka hargailah perjuangan perawat, “ajaknya.

Ia juga menyatakan semoga korban penganiayaan cepat diberikan kesembuhan dan juga semangat kepada seluruh perawat di tanah air agar tetap menjadi garda terdepan dalam membantu banyak orang.

“Semoga korban korban cepat yang diberikan kesembuhan dan juga semoga seluruh tubuh perawat yang bersemangat dalam semangat menjadi garda terdepan untuk membantu banyak orang,” tutupnya.